Wednesday, June 25, 2008

Salah Siapah???

Di kala panas mulai merayu kegelisahan kota, Manusia mulai berlindung gerah di atas pencarannya. Bukan salah matahari atau bumi . Tak ada yang salah satupun tidak. Semua memilki aktivitas tersendiri untuk menjadi berkuasa atas haknya. Hari ini matahari mulai menampakkan cahayanya di belakang gedung-gedung tinggi yang makin pudar karena cat yang selalu di panggang oleh sinarnya. Kendaraan sedang berlintas lalu lalang di atas jalan beraspal yang makin panas oleh gesekan ban yang sekali-kali berdecit karena hentakan sang supir untk merem kencananya.

Emang apa yang salah???Tidak ada kan. Kini aku pergi menaikinya. Sebuah metro mini yang melaju kencang di antara suasana kota yang lebih mencekam dibandingkan dengan desaku yang penuh dengan kotoran anjing. Di kota ini memiliki banyak kotoran manusia yang lebih bau dibandingkan kotoran anjing yang berada di kandang anjing di samping rumahku.

Aku berada di dalam kendaraan yang penuh dan sesak dengan bau keringat yang lebih anyir daripada bau kotoran. Namun, semua itu tak akan berasa lagi. Tidak. Semua sudah merasa terbiasa dengan bau yang anyir itu. Bau siapakah itu???

Aku merasa tak menemukan jawabannya karena mungkin aku adalah jawabannya sendiri. Aku berusaha membela diriku dengan menghindari keramaian itu dan segera menaiki microlet.

Beberapa saat kemudian, aku melihat daerah yang lebih parah dari kotoran yang ada di tubuhku. Suasana daerah kumuh yang dihuni oleh binatang-binatang kotor. Bukan..aku salah. Mereka bukan binatang tapi manusia. Manusia yang kotor karena mencari makan dan berebutan di antara anjing-anjing pengeruk sampah. Aku mulai menangis dan berkata Itu salah siapa???

Aku kembali merasa bersalah karena tidak menemukan jawabannya. Kini aku hanya meringis kesakitan di bawah teduh matahari. Karena aku tahu keesokan harinya akan seperti itu juga kecuali jika aku bisa menemukan jawabannya.

3 comments:

Anonymous said...

Pertama kali melihat hal serupa di Jakarta ini ada perasaan serupa itu dek. Tapi ini nyata dek. Sungguh nyata, ada perbedaan kelas sosial yang sangat mencolok disini.
Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.

Nanti juga kau akan terbiasa dek. Hanya berdoalah supaya mata batinmu tak tertutup melihat penderitaan orang lain, seperti aku yang sekarang ini sering kali menghadapi perang batin ketika bertemu orang-orang di luar sana..

Anonymous said...

Yup..Aku juga kak. Semoga di kedepannya ada perubahan ya kak.AMEN

Anonymous said...

salam kenal, dek..
abang dapat kabar dari milis alumni kalau sudah ada anak Del yang nulis buku.

selamat yah :D