Sunday, June 29, 2008

Cinta vs Bunuh diri

KampungBlog.com - Kumpulan Blog-Blog Indonesia
Belakangan ini masyarakat gencar dengan adanya lagu sedih yang dicipitakan oleh orang yang tidak diketahui asal muasalnya. Ada yang menyebutnya Ega dan Geby. Ternyata hal ini bias membuatku pusing juga secara lagu ini sedih banget ampe aku nggak bias tidur. Setelah itu makin sadar bahwa aku nggak bias main-main sama yang namanya perasaan cinta.

Waduhhh..lagunya itu bisa bikin aku nangis. Coba deh dengerin lagunya sambil tutup mata pasti rasanya agak beda dengan lagu-lagu yang lainnya. Tapi apa mungkin ini hanya sekedar iseng-iseng orang lain aja. Kalau aku sih ambil sisi positif aja klo lagu ini memang enak didengerin. Walau penciptanya meninggal atau tidak. Ya…tetap aja liriknya bagus dan menyentuh.Intinya adalah hilangkan ketakutan atau rasa yang aneh pada lagu ini karena nggak ada gunanya. Gimana dengan teman-teman sekalian???

Thursday, June 26, 2008

Mimpi

Semalam aku mimpi. Di dalam mimpiku aku melihat banyak orang yang makin menderita dari hari ke hari. Aku berjalan melintasi jalan yang sempit dimana yang ada hanya aku dan duniaku. Sekilas aku melihat masa kecilku yang sangat bahagia di saat ayah dan bunda memelukku erat dan tak melepaskan jemari tanganku. Mereka seolah berkata “Jangan pergi ke dunia laknat itu anakku”. Aku hanya tersenyum karena aku nggak tahu apa yang dimaksudkan oleh mereka.

Sepuluh tahun menjelang perkataan itu, Aku makin sadar bahwa dunia ini tidak hanya satu. Setiap orang memiliki dunianya masing-masing. Seorang Pemulung memiliki dunia di bawah jembatan, seorang pegawai kantoran duduk di depan computer dengan pakaian yang apik, dan seorang pejahat yang selalu berkuat dengan rencana jahatnya untuk menguras harta sesamanya.Semuanya terkumpul ke dalam satu alam. Alam semesta yang sampai sekarang tak ketahuan rimbanya.

Sepuluh tahun kemudian aku makin sadar bahwa hidup ini sangat menjenuhkan. Nggak ada lagi yang bias membuatku betah. Ingin aku kabur ke dunia kekal tapi kakiku kembali diikat dengan penciptaku karena aku tak memiliki hak akses untuk menentukan urat nadiku.

Aku makin gelisah dengan detik yang kulalui. Aku makin bingung dengan dunia yang kucari hingga akhirnya aku pergi kedalam dunia itu. Mereka menyebutnya dunia kegelapan. Aku tak ingin mungkir dari diriku yang kebal ini. Aku ingin kabur….

URRRRRRGGGGHHH…….TIDAK.
Aku tersadar dari mimpiku sambil berkata aku tak akan pergi. Aku pasti bias mengalahkan diriku yang bodoh ini.

Wednesday, June 25, 2008

Salah Siapah???

Di kala panas mulai merayu kegelisahan kota, Manusia mulai berlindung gerah di atas pencarannya. Bukan salah matahari atau bumi . Tak ada yang salah satupun tidak. Semua memilki aktivitas tersendiri untuk menjadi berkuasa atas haknya. Hari ini matahari mulai menampakkan cahayanya di belakang gedung-gedung tinggi yang makin pudar karena cat yang selalu di panggang oleh sinarnya. Kendaraan sedang berlintas lalu lalang di atas jalan beraspal yang makin panas oleh gesekan ban yang sekali-kali berdecit karena hentakan sang supir untk merem kencananya.

Emang apa yang salah???Tidak ada kan. Kini aku pergi menaikinya. Sebuah metro mini yang melaju kencang di antara suasana kota yang lebih mencekam dibandingkan dengan desaku yang penuh dengan kotoran anjing. Di kota ini memiliki banyak kotoran manusia yang lebih bau dibandingkan kotoran anjing yang berada di kandang anjing di samping rumahku.

Aku berada di dalam kendaraan yang penuh dan sesak dengan bau keringat yang lebih anyir daripada bau kotoran. Namun, semua itu tak akan berasa lagi. Tidak. Semua sudah merasa terbiasa dengan bau yang anyir itu. Bau siapakah itu???

Aku merasa tak menemukan jawabannya karena mungkin aku adalah jawabannya sendiri. Aku berusaha membela diriku dengan menghindari keramaian itu dan segera menaiki microlet.

Beberapa saat kemudian, aku melihat daerah yang lebih parah dari kotoran yang ada di tubuhku. Suasana daerah kumuh yang dihuni oleh binatang-binatang kotor. Bukan..aku salah. Mereka bukan binatang tapi manusia. Manusia yang kotor karena mencari makan dan berebutan di antara anjing-anjing pengeruk sampah. Aku mulai menangis dan berkata Itu salah siapa???

Aku kembali merasa bersalah karena tidak menemukan jawabannya. Kini aku hanya meringis kesakitan di bawah teduh matahari. Karena aku tahu keesokan harinya akan seperti itu juga kecuali jika aku bisa menemukan jawabannya.